Masa Depan Windows = Linux?

Microsoft adalah penguasa komputer pribadi (PC). Sistem operasi Windows buatannya adalah sistem operasi yang sangat dominan, dipakai hampir 90% pengguna. Di sisi lain, penggunaan komputer pribadi sekarang ini terus menurun. Kebanyakan pengguna beralih ke perangkat ponsel pintar (smartphone), yang didominasi sistem operasi Android dari Google. Upaya Microsoft untuk menembus segmen ini gagal, dan pengembangan sistem operasi Windows Mobile/Windows Phone telah dihentikan sejak tahun 2017. Jadi, dominasi Microsoft di sistem operasi desktop menjadi kurang berarti lagi, sebab platform komputasi sekarang lebih dominan di mobile, yang didominasi Google (Android).

(Sumber: zdnet.com)

Sementara itu, sistem operasi terbaru dari Microsoft, Windows 10, seakan dijadikan sebagai versi paripurna atau pamungkas, karena penggunanya akan terus menerus diperbarui ke versi terakhir secara otomatis tanpa biaya tambahan. Artinya, Microsoft hanya mendapat pendapatan dari pengguna baru saja. Ke depannya, Microsoft akan lebih mengandalkan pendapatan dari bisnis cloud, baik itu IaaS (Azure) atau SaaS (Microsoft 365 d.h. Office 365). Bisnis ini berbasis subscription (langganan) sehingga pemasukan akan didapatkan secara berulang (recurring). Di sisi lain, pengembangan Microsoft Windows 10 harus terus berjalan, yang tentunya tidak kalah kompleks dengan pengembangan aplikasi seperti Microsoft Office.

Pengembangan Microsoft Windows 10 berbeda dengan versi-versi sebelumnya. Pengguna akhir diundang menjadi penguji (tester), yang menimbulkan spekulasi bahwa Microsoft diam-diam mengalihkan tugas pengujian dari “profesional” ke “amatir” (gratisan). Banyak pengguna yang mengeluhkan kualitas rilis Microsoft Windows 10 yang menurun dibandingkan versi-versi sebelumnya. Di sisi lain Microsoft tidak lagi “alergi’ dengan open source khususnya Linux. Setelah sempat menyatakan bahwa “Linux adalah Kanker”, Microsoft sekarang dengan bangganya mengumandangkan jargon “MicrosoftLinux“. Selanjutnya, Microsoft melakukan langkah-langkah “PDKT” dengan dunia Linux dan open source, di antaranya:

Semua itu tentu saja menimbulkan pertanyaan berikutnya: sejauh mana Microsoft akan terlibat dalam Linux dan open source? Dengan bergesernya bisnis Microsoft dari Windows/Office (standalone) ke Azure/Microsoft 365 maka penguasaan sistem operasi yang terinstalasi pada perangkat menjadi tidak signifikan lagi apabila aplikasi yang berjalan di atasnya berbasis web. Untuk aplikasi web, MIcrosoft sudah meninggalkan pengembangan inhouse-nya untuk menggunakan Chromium, yang merupakan projek open source yang diinisiasi Google, sebagai basis. Microsoft juga telah menghentikan pengembangan Windows Phone untuk menambahkan fitur konektivitas Android ke dalam Windows, bahkan menambahkan kemampuan menjalankan aplikasi Android di dalam Windows terbaru. Belum lagi Windows Subsystem for Linux dan distro Azure Linux membuktikan Microsoft sudah tidak asing dengan pengembangan kode sistem operasi Linux. Kemudian platform .Net yang kini open source dan bisa digunakan untuk mengembangkan aplikasi berbasis Linux melengkapi stack yang dibutuhkan dalam mengembangkan sistem operasi berbasis Linux secara lengkap. Apakah ini akan berujung pada Microsoft Windows berbasis Linux di masa depan masih menarik untuk ditunggu.

Tinggalkan komentar